RSS

PONPES NGALAH THE REAL MULTICULTARALISTIC

10 Agu

RINGKASAN DAN SUMMARY

Penelitian ini mengangkat masalah “Pesantren dan Implementasi Pengembangan model dakwah multikultural, serta agendanya membangun kerukunan sosial umat beragama di Kabupaten Pasuruan”. Tema ini merupakan salah satu isu paling aktual saat ini yang mendominasi diskursus publik. Ada beberapa argumentasi mendasar yang dapat dikemukakan. Pertama, tatanan formasi sosial keberagamaan di berbagai daerah sekarang ini sarat diwarnai oleh kekerasan yang secara langsung ataupun tidak langsung pasti bersinggungan dengan elemen keagamaan, termasuk pesantren. Kedua, menguatnya kekerasan sosial yang melibatkan umat beragama, jelas dapat mengancam ekologi pluralisme keberagamaan dalam realitas sosial kemasyarakatan yang multikultural (multicultural society). Ketiga, pesantren sebagai elemen keagamaan diharapkan dapat memainkan perannya secara kreatif dan progresif dengan mendayagunakan potensi pendidikan, sosial, dan dakwah pada khususnya.

Pengembangan model dakwah pesantren yang berwawasan multikultural seperti yang dilakukan Kyai dan Pondok Pesantren Darut Taqwa Ngalah ini, diharapkan dapat menjadi solusi terbaik dalam pengembangan ekologi keragaman agama (pluralitas) dan keragaman budaya (multikulturalitas) dalam kehidupan masyarakat, dengan menumbuhkan semangat penghargaan terhadap agama dan budaya lain, supaya tercipta kerukunan sosial umat beragama. Dalam konteks inilah, maka perlu dilakukan pembedahan secara ilmiah dan analitis terhadap model dakwah pesantren Darut Taqwa Ngalah ini, dalam rangka mengkonstruksi realitas pluralisme keberagamaan dalam realitas sosial yang multikultural di Kabupaten Pasuruan ini, yang pada akhirnya dapat didayagunakan menjadi social capital dalam mengkonstruksi dakwah multikultural sebagai sarana pengembangan civil society membangun kerukunan sosial umat  beragama.

Secara teoritik, pembedahan terhadap problema pesantren, dakwah multikultural dan agenda pengembangan civil society pluralis akan dikaji melalui paradigma pendekatan teori kritis (critical/empowerment knowledge), antara lain: kritik globalisasi dan konstruksi sosial baru dengan wataknya yang dominatif, hegemonik, dan eksploitatif; dampak globalisasi dalam kehidupan umat beragama, yang memunculkan ancaman serius bagi ekologi pluralisme dan multikulturalisme dalam kehidupan keberagamaan; respon pesantren terhadap globalisasi, dalam hal ini dikritisi diversitas reaksi pesantren terhadap nilai-nilai baru, utamanya globalisasi yang menelanjangi perbedaan menjadi semakin transparan; dan pesantren serta konstruksi dakwah multikulturalnya. Sementara secara metodologis, penelitian ini akan dihampiri dengan desain pendekatan kualitatif mengingat unit kajiannya adalah fenomena sosial yang dinamik. Pendekatan-pendekatan yang bersifat naturalistik semacam fenomenologis (utamanya Konstruksi sosial), dan hermeneutis-kritis digunakan sebagai pisau analisisnya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, telusuran kepustakaan, dan dokumentasi. Analisisnya dilakukan secara induktif dengan tahapan menghubungkan data, kategorisasi data, komparasi data, kesaling hubungan data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: Pertama; Sejauh ini peran Pesantren Ngalah dan Kyai Sholeh Bahruddin dalam proses pengembangan formasi kerukunan sosial pada masyarakat multikultural di Kabupaten Pasuruan sudah relatif besar. Hanya saja, peran yang diartikulasikan Pesantren Ngalah dan Kyai tersebut belum sepenuhnya mampu mengkonstruksi suatu formasi kerukunan sosial yang religius, humanis, inklusif, toleran, dan demokratis. Sehingga dapat dikatakan bahwa formasi kerukunan sosial yang tercipta belum berwawasan religius. Semua ini terjadi karena peran elemen sosial keagamaan Pesantren Ngalah dihadapkan pada beberapa kendala baik internal, eksternal, kultural maupun struktural.

Kedua: Mengingat problema yang dihadapi Pesantren Ngalah sangat kompleks, maka formulasi pemikiran yang ditawarkan Pesantren Ngalah pun lebih bersifat pluralistik di antaranya ialah penawaran ide-ide bahwa: Pesantren Ngalah harus mampu memainkan peran agama sebagai moral sosial, ekonomi, dan politik; Pesantren Ngalah harus intensif melakukan pencerahan kognitif, kesadaran akal budi, dan pemahaman keagamaan umat; Pesantren Ngalah dituntut berperan dalam pemberdayaan umat dan penguatan institusi sosial-keagamaan khsusunya di level grass roots, dan penguatan net work dan linkage dengan berbagai elemen sosia yang ada.

Ketiga: Ide-ide tersebut dapat ditransformasikan melalui berbagai pola pendekatan strategik diantaranya ialah: pendekatakan proses, pendekatan kultural, pendekatan dialektika/dialogis, pendekatan formal/institusional yang dikemas secara kolaboratif dan rekonstruktif. Keempat: Adapun aksi sosial-keagamaan yang ditawarkan Pesantren Ngalah secara transformatif diartikulasikan ke dalam aktivitas-aktivitas antara lain: revitalisasi universalitas ajaran agama dan kearifan lokal, intensifikasi dialog agama melalui pendidikan pluralisme dan multikulturalisme, revitalisasi institusi, organisasi, asosiasi keagamaan dan pemberdayaan civil society publik agama, membanguan dan memperkuat kemitraan strategis intern dan antar umat bergama dan antar umat dengan berbagai institusi sosial, politik, swasta, pers, lembaga pendidikan dan lain sebagainya.

Sedangkan Kelima: Secara konstruktif model pengembangan kerukunan sosial yang ditawarkan Pesantren Ngalah melalui agenda gerakan dakwah multikulturalnya tersebut potensial untuk bersinergi dengan berbagai model pengembangan kerukunan sosial yang dikembangkan elemen-elemen sosial lainnya. Apabila model ini digunakan sebagai modeling pengembangan kerukunan sosial masyarakat multikultural di Pasuruan, dapat diprediksikan, akan memberikan konstribusi riil bagi perwujudan formasi kerukunan sosial masyarakat kota yang religius, humanis, inklusif, toleran dan demokratis. Model Dakwah yang dikembangkan perparadigma teologi Pluralis- Inklusif, Fiqhnya Transformatif-Humanis, dan tasawufnya yang Sunni (Moderat).

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Agustus 10, 2011 inci Islam Pluralistik

 

Tinggalkan komentar